Khalifah(bahasa Arab: خَليفة ; khalīfah) ada dua definisi yaitu gelar makhluk yang akan diciptakan Allah SWT di bumi, yaitu Manusia, untuk menggantikan makhluk yang ada sebelumnya.Definisi kedua adalah gelar yang diberikan untuk penerus Nabi Muhammad dalam kepemimpinan umat Islam. Wilayah kewenangan khalifah disebut kekhalifahan atau Khilafah (bahasa Arab: خِلافة ;
Pengertian Iman. Kata iman secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang berarti percaya. Dalam al-Qur’an, kata iman selalu dikaitkan dengan perbuatan baik dan melaksanakan hukum Islam, dan bagi siapa yang beriman maka ia akan dibalas dengan kehidupan bahagia baik dunia maupun di akhirat. Kata iman sendiri adalah bentuk masdar dari kata amana yu’minu yang mengandung arti percaya, setia, aman, pembenaran, dan melindungi. Sedangkan pengertian iman menurut istilah adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan perbuatan. Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah Swt adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah Swt itu benarbenar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Dari pengertian di atas, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah Swt, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Pengertian Kufur. secara bahasa kata kafir berasal dari bahasa arab yaitu كَفَرَ-يَكْفُرُ-كُفْرً kafara-yakfuru-kufran. Menurut Hasan Muhammad Musa, didalam bukunya yang berjudul Qamus Qur'ani, kufur mempunyai banyak pengertian yang saling berdekatan, seperti"menyembunyikan","menutupi", "menghalangi", "dinding", "selubung", "mengingkari", dan "menentang". Adapun االكَافِرُ berarti lawan dari muslim, sedangkan المُرْتًدُ berarti kafir setelah islam; baik dengan perkataan, atau perbuatan, atau keragu-raguan. Orang bersikap kufur disebut kafir. Oleh karenanya, bangsa arab menyebut malam dengan nama kafir, dikarenakan malam menutupi siang. oleh karena itu malam dalam bahasa Arab dinamai kafir karena ia menutupi siang, dan petani juga disebut kafir karena ia menutupi biji dengan tanah. Sedangkan kufur menurut ensiklopedia Islam adalah al-Kufr tertutup atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi ingkar atau tidak percaya, ketidak percayaan kepada tuhan, yakni sebuah kehendak untuk mengingkari tuhan, sengaja tidak mensyukuri kehidupan dan mengingkari wahyu. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian iman dan pengertian kafir. Semoga kita selalu istiqamah dalam keimanan kita dan di jauhkan dari kekafiran. Aamiin.
AlasanObjektif. a. Karena kecerdasan spiritual adalah salah satu kecerdasan yang harus dimiliki oleh umat Manusia, khususnya umat Islam lewat pendidikan Akhlak. b. Karena pendidikan Akhlaq, Manusia khususnya umat Islam bisa mengetahui betapa pentingnya pendidikan Akhlak dalam upaya pembentukan kecerdasan spiritual. Ilustrasi ciri-ciri mukmin, Foto Pixabay Menjadi mukmin sejati merupakan cita-cita semua Muslim . Namun, untuk menjadi seorang mukmin yang sejati pastilah tidak mudah karena banyak halangan dan rintangannya. Mukmin ialah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Mematuhi segala perintah dan menjauhi seluruh larangannya. Ciri Ciri Mukmin dalam Al Quran Ciri-ciri seorang mukmin dijelaskan dalam Alquran surat Al- Anfal ayat two-4. Dalam surat tersebut Allah SWT berfirman. “Orang beriman adalah mereka yang mendengar nama Allah disebutkan, gemetar hati mereka. Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, iman mereka bertambah dan kepada Tuhan mereka bertawakal. Yaitu orang yang salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang beriman yang sebenarnya.” Al-Anfalii-iv Dikutip dari buku Menikmati Jamuan Allah Oleh Syekh Muhammad al-Ghazali penjelasan dari ayat tersebut adalah sebagai berikut. Memiliki Rasa Gemetar Hatinya kepada Allah Adapun penjelasan yang pertama yaitu orang mukmin jika disebutkan nama Allah muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takut tersebut adalah sebagai bentuk dari mengagungkan nama Allah. Orang mukmin tidak akan berani melanggar apapun yang telah ditetapkan menjadi suatu larangan, dan akan selalu mentaati setiap perintah-Nya. Bertambah Imannya Jika Dibacakan Ayat Al-Quran Ilustrasi ciri-ciri mukmin, Foto Pixabay Selanjutnya, seorang mukmin menjadikan ayat Alquran sebagai prioritas utama dalam diri kaum muslimin. Mereka menjadikan ayat-ayat Alquran sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ketika Alquran dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, seorang mukmin dapat mengambil manfaat tersebut dengan bertambahnya rasa iman. Bertawakkal Hanya kepada Allah Kemudian, orang mukmin akan menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT, bukan orang lain. Orang mukmin yakin bahwa segala sesuatu hal tidak akan terwujud kecuali atas kehendak Allah SWT. Orang mukmin akan mendirikan sholat secara sempurna. Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan. Hal ini dikarenakan sholat adalah sarana mediasi seorang hamba yang ingin berkomunikasi dengan Allah SWT. Seorang dikatakan mukmin ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Selain itu, orang mukmin pasti menunaikan kewajiban dan ibadah yang berhubungan dengan harta tersebut dengan ikhlas. Ini bertujuan untuk membersihkan harta dan menyucikan jiwa. Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari sholat dan sedekahnya dalam hadist Riwayat Muslim. Rasulullah SAW bersabda “Sholat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti.” 60 minutes. Muslim Selanjutnya pada akhir surat Al-Anfal, ciri-ciri orang mukmin ditambah dengan kriteria khusus. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 74 “Orang beriman dan berhijrat serta berjihad di jalan Allah dan orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan, mereka itulah mukmin sejati.” QS. Al-Anfal74 Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan perbuatan. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Sudah barang tentu semua orang Islam mengaku beriman. Tapi belum tentu semua merasakan bagaimana manisnya iman yang sebenarnya. Rasulullah Saw pernah bersabda tentang bagaimana cara untuk merasakan manisnya iman. Sabda Rasulullah Saw, “Ada tiga hal apabila dimiliki oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai ketimbang yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan enggan kembali kepada kekufuran seperti enggannya ia dilemparkan ke dalam neraka.” HR. Bukhari Manusia memilki fitrah yang kuat untuk saling mencintai suami atau istri, anak keturunan, harta benda dan lainnya, itu tak dapat dinafikan. Bahkan Al-Qur`an sendiri mengakui kecenderungan tersebut زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” QS. Ali Imran 14 Dari hadits Rasulullah Saw tersebut ada tiga hal yang harus kita penuhi barulah terasa manisnya iman Hadits di atas menegaskan bahwa untuk mencapai taraf manisnya iman benar-benar terasa, maka Allah dan Rasul-Nya harus lebih dicintai. Kita memang harus mencintai anak dan isteri, tapi Allah Swt dan Rasul-Nya harus lebih kita cintai. kita dapat dengan mudah mengaku beriman, tapi selama Allah Swt dan Rasul-Nya tidak lebih kita cintai ketimbang yang lain, maka kita belum akan merasakan manisnya iman yang kita akui. Selanjutnya untuk merasakan manisnya iman kita harus mencintai orang lain karena Allah manusia normal, tentu tidak aneh bila kita menaruh cinta kepada seseorang. Namun sebagai orang beriman yang ingin merasakan manisnya iman, kecintaan kepada seseorang haruslah berada dalam kerangka penilaianAllah Swt. Orang yang kita cintai hendaklah orang yang dicintai Allah Swt. Orang yang kita cintai seharusnya orang yang dalam pandangan Allah Swt pantas untuk dicintai. Dan yang terakhir syarat untuk merasakan manisnya iman adalah enggan kembali kepada kekufuran. Ketika dua hal di atas disempurnakan dengan keengganan kembali kepada kekufuran, barulah manisnya iman dapat dirasakan dengan sempurna. Bagi kita yang terlahir sebagai mukmin adalah dengan membenci kekufuran dan hal-hal yang dapat menyeret kepada kekufuran. Supaya kita tidak jatu kepada kekufuran, kita harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Dengan cara mengerjakan segala yang diperintahkan Allah Swt serta meninggalkan segala yang dilarang Allah Swt. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang tiga hal yang harus dimilki baru merasakan manisnya iman. Mudah-mudahan tiga hal tersebut bisa kita tunaikan dengan sempurna. Agar kita bisa merasakan manisnya iman. Aamiin. Seseorangyang sudah kita anggap sebagai saudara kita sendiri, biasanya merupakan seorang yang selalu membantu kita saat kita membutuhkan pertolongan. Namun begitu, meskipun kita mempunyai teman, sahabat, bahkan saudara yang banyak, tidak semua dari mereka yang sanggup untuk membantu kita ketika kita sedang memerlukan bantuan. Sekedar menjadi muslim, tidaklah cukup bagi seseorang yang mengaku dirinya beragama Islam. Bagi seseorang yang telah mengucapkan kalimat syahadat dan kemudian menjadi seorang muslim atau memang terlahir sebagai muslim, maka orang tersebut harus senantiasa beramal dan beribadah untuk meningkatkan derajatnya. Seorang muslim harus mengupgrade dirinya menjadi mukmin orang yang beriman.Setiap muslim pasti ingin untuk mencapai derajat mukmin. Karena Allah memberikan tempat khusus bagi seorang mukmin di sisi-Nya, bahkan dalam firman-Nya Allah seringkali hanya menyeru orang-orang mukmin saja yang kemudian disertai dengan kabar gembira tentang Surga, yang dijanjikan akan menjadi tempat kembali bagi mereka kelak. Hal ini menunjukkan keutamaan orang-orang yang telah mencapai derajat mukmin. Diantaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih bagi mereka adalah Surga Firdaus yang menjadi tempat tempat tinggal.” QS. Al Kahfi 107Seorang mukmin jelas lebih utama dibandingkan dengan seorang muslim. Karena bisa jadi diantara orang-orang yang mengaku dirinya muslim, ada yang memiliki sifat kemunafikan dalam hatinya, tetapi bagi seorang mukmin, tidaklah ada dalam hatinya melainkan hanya kebaikan. Seorang mukmin merupakan orang-orang yang memuliakan seluruh syariat Islam dan mendustakan segala kemaksiatan, karena keimanan dalam hatinya yang tidak dimiliki oleh semua yang membedakan antara seorang muslim dengan seorang mukmin dan yang dengannya seseorang akan diliputi dengan keberuntungan serta dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih..” QS. Al Ashr 1-3Yang Dinamakan ImanIman secara bahasa berarti membenarkan dan menunjukkan ketundukkan dan pengakuan. Sedangkan menurut syariat, iman adalah semua ketaatan lahir perbuatan badan dan batin. Iman dapat juga dipahami sebagai pembenaran dalam hati, pengucapan ikrar dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota dari iman akan tampak jelas dalam pelaksanaan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Sehingga seseorang dikatakan memiliki iman apabila ia mengakui dan meyakini segala yang diperintahkan serta dilarang oleh syariat, kemudian ia mengamalkan segala yang diyakininya tersebut. Karena iman tidak sah kecuali dengan perbuatan, ia bukan sebuah pengakuan semata atau hanya niat dalam hati orang-orang MukminAllah telah menyebutkan sifat orang-orang mukmin sejati di dalam Al Qur’an, yaitu orang-orang yang beriman dan mengamalkan pokok-pokok agama dan cabang-cabang yang mereka imani, secara lahir dan bathin. Pengaruh iman ini terlihat pada keyakinan, perkataan dan perbuatan Tabaaraka wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki nikmat yang mulia.” QS. Al Anfal 2-4Pada ayat tersebut Allah menyebutkan beberapa sifat yang dimiliki oleh orang-orang mukmin, diantaranya Ketahuilah, apabila sifat-sifat tersebut ada dalam diri seseorang maka layak baginya menyandang derajat sebagai orang-orang mukmin. Wahai kaum muslimin, apabila sifat-sifat tersebut ada dalam diri anda, teguhlah diatasnya. Janganlah berbalik kepada kekufuran. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk istiqamah diatasnya. Beliau bersabda “Katakanlah, Saya beriman kepada Allah.’ Kemudian beristiqamahlah di atas itu.” HR. MuslimWallahu Ta’ala a’lam.2Surah Al-‘Araf: 196. 3 Surah Al-Baqarah: 286. “Yang demikian itu adalah kerana Allah itu adalah wali bagi orang-orang yang beriman, sedangkan orang-orang kafir tidak ada wali bagi mereka”.4. “Sesungguhnya wali kamu adalah Allah dan RasulNya”.5. 4 Surah Muhammad: 11.